Maaf, Untuk Menggunakan Website Ini Silakan Akftifkan Javascript

Siapa Kami ?

Berdiri sejak 2005, PT. Infovesta Utama adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyediaan informasi dan riset yang berkaitan dengan investasi pasar modal.

PT. Infovesta Utama telah berpartisipasi dalam berbagai event pemeringkatan reksa dana dan obligasi yang diselenggarakan media massa terkemuka seperti Majalah Investor dan Bisnis Indonesia.

Sebagai pihak independen, kami memberikan masukan tentang kriteria-kriteria kuantitatif dalam melakukan pemeringkatan, sekaligus juga sebagai pihak yang melakukan perhitungan berdasarkan kriteria yang ditetapkan.

Sebagai penyedia jasa informasi, kami juga melakukan edukasi terhadap investor melalui berbagai kegiatan workshop dan seminar terbuka tentang investasi.

Penghargaan

Sebagai perusahaan riset, PT. Infovesta Utama telah dipercaya oleh berbagai media nasional sebagai perusahaan riset dalam kegiatan.

1. Penghargaan Reksa Dana Nasional 2006 - 2012 di Majalah Investor

2. Penghargaan Obligasi dan Reksadana Syariah Nasional 2008 - 2012 di Majalah Investor

3. Penentuan Reksa Dana Jagoan yang dimuat dalam Edisi Khusus Kontan 2010 - 2012

Publikasi

Artikel dari Infovesta telah dimuat di berbagai media massa merupakan bentuk pengakuan akan keahlian kami pada bidang ini.

Manfaat Produk & Jasa Infovesta

Membantu investor dalam:

• Pelaksanaan proses Investasi secara keseluruhan

• Menganalisa Produk Pasar Modal berdasarkan pendekatan kuantitatif untuk instrumen saham, obligasi, dan reksa dana

• Melakukan Analisa dan Kontrol Terhadap Risiko

Melakukan riset dan studi yang digunakan oleh perusahaan sebagai salah satu pertimbangan dalam melakukan kegiatan Corporate Finance

• Valuasi harga wajar

• Keputusan sumber pendanaan

Volatilitas IHSG 2023

14-Oct-2023, Oleh: Wawan Hendrayana

DI tahun 2023 hingga oktober ini pergerakan indeks saham cenderung sideways dan penurunan harga sering terjadi, namun demikian koreksi dalam investasi bukanlah sesuatu yang aneh di bursa saham, kejadian terburuk dalam 10 tahun terakhir Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun 2020 ambles ?hanya? sebesar 5% karena pandemi namun bila anda berinvestasi di IHSG maka potensi kerugian maksimal yang bisa anda derita adalah masuk di tanggal 3 Januari 2020 ketika indeks berada di level tertinggi 6323 dan keluar tanggal 24 Maret 2020 saat IHSG terjun bebas ke level terendah di 3937 dengan kata lain anda buntung sebesar 37%, memang betul IHSG kembali rebound setelah itu namun potensi kerugian ini dapat menjadi pertimbangan bagi investor


Saham Under Gocap

30-Sep-2023, Oleh: Wawan Hendrayana

Pada Bursa Efek Indonesia terdapat beberapa saham dengan harga Rp 50 ,- atau yang dikenal dengan saham gocap. Sebelumnya Harga 50 ini menjadi batas bawah dari bursa dan setelah menyentuh angka tersebut harga tidak dapat turun lagi. Namun sejak Juni 2023 Bursa Efek Indonesia menerapkan Peraturan Bursa Nomor II-X tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas pada Papan Pemantauan Khusus dimana saham yang termasuk di papan akselarasi dan pantauan khusus harganya bisa menjadi Rp 1,- , lalu bagaimana nasib saham-saham ini?


Bagaimana menjual saham yang disuspensi?

05-Jun-2021, Oleh: Wawan Hendrayana

Disaat pandemi ini terdapat beberapa emiten saham yang secara bisnis menurun dan mengalami kesulitan hingga beberapa mengajukan PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang). Emiten ini umumnya akan terkena suspensi pada perdagangan bursa, lalu bagaimana dengan pemegang saham nya? Apakah ada cara untuk menjual saham yang terkena suspensi?


Simpang Jalan Reksadana Terproteksi

22-May-2021, Oleh: Wawan Hendrayana

Industri reksadana yang terus berkembang melahirkan beberapa jenis reksa dana salah satunya reksadana terproteksi yang kini sedang menjadi sorotan terkait beberapa kasus gagal bayar isi portfolionya. Sekilas reksadana ini mirip dengan reksa dana pendapatan tetap, Sama-sama berbasis obligasi, sama-sama ditujukan untuk investor konservatif dengan jangka waktu investasi 3 ? 5 tahun, Jadi apa perbedaannya?


Ekonomi Tampak Membaik, Mengapa Indeks Saham Susah Bullish?

20-May-2021, Oleh: Praska Putrantyo

Merebaknya kasus Covid-19 di India memicu kekhawatiran pasar finansial terhadap berlanjutnya pandemi di tahun 2021. Tercatat, India mengalami lonjakan kasus baru di atas 100 ribu sejak memasuki April 2021 per hari. Tak hanya itu, isu peningkatan kasus Covid-19 juga terjadi di beberapa negara Asia lainnya, seperti Malaysia dan Singapura hingga perlu dilakukan penutupan aktivitas secara ketat (lockdown). Kabar tersebut mengaburkan kabar-kabar positif di mana sebelumnya, terdapat sejumlah rilis data-data ekonomi dari negara-negara besar, seperti Amerika Serikat (AS) dan China juga sangat positif. Pertumbuhan ekonomi AS per kuartal I-2021 secara tahunan naik 6,4% lebih baik dari periode sebelumnya. Demikian juga China dengan pertumbuhan ekonomi di periode yang sama naik 18,3% secara tahunan.


Klik Tautan Ini Untuk Melihat Artikel Lainnya...