Awal tahun 2019, media sosial Indonesia diramaikan oleh tagar ‘Rp 80 juta dapat apa?’. Begitu hangatnya tagar tersebut hingga masuk lima besar trending topik. Agar lebih bermanfaat, mari kita mencoba bersimulasi andai uang Rp 80 juta tersebut dipakai untuk investasi, baik di produk Pasar Uang, Pasar Modal, maupun Reksa Dana.

Untuk mengetahui gambaran besaran imbal hasil (return) yang didapat dari investasi, penulis membuat simulasi hasil investasi berdasarkan rata-rata return historis per tahun melalui rata-rata kinerja indeks aset investasi masing-masing, seperti indeks Reksa Dana yang dibuat Infovesta, indeks Saham (LQ45), maupun rata-rata imbal hasil Obligasi Pemerintah Ritel. Perhitungan rata-rata return indeks Reksa Dana per tahun menggunakan data nilai total return selama periode pengamatan yang dihitung nilai rata-ratanya dengan pendekatan geometrik.

Bagaimana jika uang Rp80 juta ditempatkan pada produk Deposito? Dalam hal ini, penulis ingin membandingkan jika penempatan uang tersebut dilakukan pada alternatif investasi di Pasar Uang, seperti Deposito. Diasumsikan, investor mendapatkan return sebesar suku bunga Deposito Bank Umum yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) saat ini sebesar 7% atau setelah pajak 20%, menjadi sebesar 5,6%. Jadi, dengan dana sebesar Rp80 juta pada Deposito selama periode 1 tahun, maka hasil investasi menjadi sebesar Rp84.480.000,-.

Bagaimana jika Rp80 juta diinvestasikan pada Reksa Dana Pasar Uang? Hasil rata-rata return indeks Reksa Dana Pasar Uang (Infovesta Money Market Funds Index) per tahun selama 5 tahun terakhir, sebesar 5,35%. Dengan asumsi tersebut, maka uang sebesar Rp80 juta jika digunakan untuk membeli produk Reksa Dana Pasar Uang, maka 1 tahun kemudian dapat bertumbuh menjadi Rp84.280.000,- atau terdapat keuntungan Rp4.280.000,-.

Bagaimana jika Rp80 juta diinvestasikan pada Reksa Dana Pendapatan Tetap? Hasil rata-rata return indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap (Infovesta Fixed Income Funds Index) per tahun selama 5 tahun terakhir sebesar 5,38%. Dengan asumsi tersebut, jika uang Rp80 juta diinvestasikan pada produk Reksa Dana Pendapatan Tetap, maka setahun kemudian dapat bertumbuh menjadi Rp84.304.000,- atau terdapat keuntungan Rp4.304.000,-.

Bagaimana jika Rp80 juta diinvestasikan pada Reksa Dana Campuran? Hasil rata-rata return indeks Reksa Dana Campuran (Infovesta Balanced Funds Index) per tahun selama 5 tahun terakhir sebesar 4,95%. Dengan asumsi tersebut, jika uang Rp80 juta diinvestasikan pada produk Reksa Dana Campuran, maka setahun kemudian dapat bertumbuh menjadi Rp83.960.000,- atau terdapat keuntungan sebesar Rp3.960.000,-.

Bagaimana jika Rp80 juta diinvestasikan pada Reksa Dana Saham? Hasil rata-rata return indeks Reksa Dana Saham (Infovesta Equity Funds Index) per tahun selama 5 tahun terakhir sebesar 4,75%. Dengan asumsi tersebut, jika uang Rp80 juta diinvestasikan pada produk Reksa Dana Saham, maka setahun kemudian dapat bertumbuh menjadi Rp83.800.000,- atau terdapat keuntungan Rp3.800.000,-.

Bagaimana jika Rp80 juta diinvestasikan pada Saham? Dalam investasi langsung di saham, penulis menggunakan pendekatan melalui indeks LQ-45, yakni indeks yang terdiri dari 45 saham likuid dan memiliki kapitalisasi yang relatif besar. Rata-rata return indeks LQ45 per tahun selama 5 tahun terakhir sebesar 6,68%. Dengan asumsi tersebut, jika uang Rp80 juta diinvestasikan di Saham, maka setahun kemudian dapat bertumbuh menjadi Rp85.344.000,- atau terdapat keuntungan Rp5.344.000,-.

Bagaimana jika Rp80 juta diinvestasikan pada Obligasi Negara Ritel? Asumsi return yang digunakan dalam investasi pada obligasi negara dan sukuk negara ritel mengacu pada rata-rata current yield (imbal hasil kupon yang disesuaikan berdasarkan harga pasar obligasi), yaitu sebesar 7,23% atau setelah pajak menjadi 6,14%. Jadi, dengan dana Rp80 juta selama setahun, maka nilainya bertambah menjadi Rp84.912.000,- atau terdapat keuntungan sebesar Rp4.912.000,-.

Yang menarik dari simulasi di atas adalah rata-rata return indeks aset investasi relatif lebih tinggi ketimbang rata-rata return dari indeks Reksa Dana, terutama di Indeks Reksa Dana Saham. Hal ini dikarenakan pengelolaan produk Reksa Dana Saham bersifat aktif sehingga tergantung pada karakteristik gaya pengelolaan Manajer Investasi masing-masing sehingga ada yang mampu mengalahkan indeks acuannya (benchmark) dan ada yang tidak. Sementara bagi yang ingin menyukai investasi langsung di Saham atau Obligasi Negara Ritel, tentu juga ada konsekuensi, seperti dana investasi minimum serta pengetahuan yang cukup. Sementara di Reksa Dana, investor cenderung pasif karena pengelolaan investasi sudah diserahkan kepada Manajer Investasi dari setiap produk Reksa Dana.

Di samping potensi return, setiap kegiatan investasi tentunya terdapat risiko. Oleh karena itu, investor harus terlebih dahulu menentukan tujuan investasi yang sesuai profil risiko, terutama yang menyangkut kebutuhan likuiditas dana investasi maupun kondisi keuangannya. Dengan simulasi penempatan uang Rp80 juta pada aset-aset investasi dalam waktu 1 tahun, ternyata dapat memberikan hasil yang cukup menggembirakan, yakni rata-rata sekitar Rp4 jutaan yang mana paling tidak cukup untuk membeli barang-barang yang lebih bermanfaat.
Happy investing!